Inovasi Pendidikan Vokasi untuk Penanganan Stunting di Indonesia

- 29 Juni 2024, 19:00 WIB
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Kiki Yuliati
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Kiki Yuliati /dok/kemendikbudristek

 

Layar Berita - Sejalan dengan program prioritas Presiden Joko Widodo untuk menurunkan angka stunting hingga 14% pada tahun 2024. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menekankan pentingnya kerjasama antar sektor dalam menangani permasalahan stunting di Indonesia, termasuk sektor pendidikan.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Kiki Yuliati, menyatakan bahwa pendidikan memiliki peran penting dalam menangani permasalahan stunting di Indonesia. Pendidikan vokasi, yang berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul, telah berkontribusi signifikan dalam upaya penurunan stunting melalui berbagai inovasi.

"Mulai dari jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) hingga perguruan tinggi vokasi, kami telah banyak mengaplikasikan ilmu untuk penanganan stunting melalui inovasi-inovasi yang diciptakan atau dilahirkan," ujar Kiki Yuliati.

Baca Juga: Merdeka Belajar: Mendorong Kreativitas dan Kolaborasi dalam Pendidikan Vokasi

Sebagai contoh, Kiki menambahkan, inovasi jagung bose instan yang merupakan produk pangan alternatif karya dosen Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang. Inovasi ini mengandung zat besi tinggi yang dapat membantu mengatasi anemia pada remaja putri serta mencegah stunting di Nusa Tenggara Timur.

"Inovasi ini dapat meningkatkan kadar zat besi pada remaja putri yang merupakan calon ibu, sehingga membantu pencegahan stunting di masa mendatang," tambah Kiki.

Selain itu, program di bawah kebijakan Merdeka Belajar juga mendorong peserta didik vokasi untuk mengeksplorasi dan mengasah keterampilan mereka secara langsung dalam mencegah stunting di masyarakat. Program-program tersebut meliputi Matching Fund, Pengabdian Kepada Masyarakat, serta kerja sama dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

"Sebagai contoh, Politeknik Negeri Madura memanfaatkan program Matching Fund untuk menangani permasalahan stunting melalui kerja sama dengan pemerintah kabupaten setempat," jelas Kiki.

Halaman:

Editor: Agustiar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah