Pilkada Lhokseumawe 2024: Menuju Era Baru atau Kembali ke Masa Lalu

23 April 2024, 19:04 WIB
Inisiator Forum Kolaborasi Masyarakat (FKM) Lhokseumawe, Khalid Ashim /dok/Ist

 

Layar Berita - Aroma Pilkada 2024 di Kota Lhokseumawe semakin kental berhembus. Hiruk pikuk perbincangan tentang calon pemimpin baru mewarnai di setiap aktivitas keseharian masyarakat. 

Munculnya harapan akan figur tokoh baru di luar lingkaran para politisi, seperti pengusaha, profesional, dan akademisi, menjadi fenomena menarik yang patut disorot.

Kekecewaan dan kerisauan masyarakat terhadap pola kepemimpinan selama 15 tahun terakhir, tampaknya menjadi alasan utama keinginan ini. Sudah tentu masyarakat mendambakan perubahan, kemajuan, dan pemulihan untuk Kota Lhokseumawe yang terkesan ‘tertidur’.

Baca Juga: Pendaftaran Calon Pemilukada Independen Dibuka, Catat Jadwalnya

Namun, di tengah gejolak ini, muncul pertanyaan krusial: Mampukah figur non-politikus atau politisi  dapat membawa perubahan yang diharapkan?  Benarkah mereka mempunyai solusi  dalam menyelesaikan persoalan yang amat kompleks, seperti sektor ekonomi, kemiskinan, kesehatan dan stunting, pengangguran, investasi, pariwisata, pembinaan UMKM.

Hal ini belum lagi bicara penerapan syariat Islam, penanggulangan sampah, dan pelayanan birokrasi.  Tentunya masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh pemimpin kota yang berjuluk ‘petro dolar’ ini.

Tantangan Berat Menanti

Inisiator Forum Kolaborasi Masyarakat (FKM) Lhokseumawe, Khalid Ashim, S.Ak, mencoba memaparkan beberapa fokus prioritas pekerjaan rumah (PR) besar yang akan menanti para calon pemimpin ke depan.

Seperti bagaimana meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, mengurangi angka kemiskinan, mengatasi pengangguran, mendorong investasi dan pariwisata tumbuh dan berkembang, membina UMKM yang berkelanjutan, serta efektifitas pelayanan birokrasi, serta lainnya, merupakan beberapa bagian yang harus menjadi skala prioritas program unggulan nantinya.

Persoalan-persoalan ini bagaikan benang kusut yang telah mengakar lama di Kota Lhokseumawe.  Hal ini tentunya dibutuhkan komitmen yang kuat, strategi tepat, dan eksekusi yang cepat untuk mengurai dan menyelesaikannya dari sosok yang akan memimpin sekitar 193.950 jiwa ini.

Khalid mengatakan disinilah peran penting para pemilih. Kecerdasan konstituen dalam memilih pemimpin yang tepat di moment sekarang menjadi kunci masa depan Lhokseumawe. Memilih bukan hanya berdasarkan popularitas, rekam jejak, atau bahkan transaksional politik semata tetapi harus berani membaca dan melihat  secara luas pada visi, misi, dan program kerja yang jelas, serta konkrit terhadap target capaiannya.

Selain itu, butuh mereka yang faham mendalam tentang problematika Lhokseumawe, punya solusi inovatif, serta kemampuan leadership yang kuat untuk mengorganize berbagai pihak dalam mewujudkan perubahan.

Kolaborasi dan Sinergi Menuju Era Baru

Penting untuk diingat, bahwa Pilkada bukan sekadar kontestasi politik, melainkan sebuah peristiwa untuk merajut masa depan bersama. Dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dari semua elemen masyarakat, tak hanya politisi partai, untuk mewujudkan Lhokseumawe yang lebih maju, bermartabat, dan sejahtera.

“Masyarakat harus proaktif dalam mengawal proses demokrasi, menyuarakan aspirasinya, dan mengawasi kinerja pemimpin terpilih. Peran aktif media massa dalam menyampaikan informasi yang objektif dan edukatif juga tak kalah penting,” ujar Khalid.

Lanjutnya, masa depan Lhokseumawe ada di tangan kita semua, sementara Pilkada 2024 menjadi momen penting untuk menentukan arah masa depan Lhokseumawe. Apakah ingin kembali terjebak dalam lingkaran lama, atau berani melangkah maju menuju era baru yang bermartabat.***

 

Editor: Agustiar

Tags

Terkini

Terpopuler