Layar Berita – Tidak sedikit pemilik rumah yang merasa kecewa ketika mendapati dinding semen yang baru saja diplester, tiba-tiba retak. Fenomena ini bukan hanya mengganggu estetika, tetapi juga bisa menimbulkan kekhawatiran mengenai kualitas bangunan.
Retaknya dinding semen setelah diplester merupakan masalah umum yang sering terjadi. Penyebabnya bisa bervariasi mulai dari kualitas material yang kurang baik, proses pengaplikasian yang tidak tepat, pergerakan struktur bangunan, hingga kondisi cuaca yang ekstrem.
Lantas, apa yang sebenarnya menyebabkan retaknya dinding semen setelah diplester, dan bagaimana cara mengatasinya agar dinding rumah tetap terlihat indah tanpa retakan yang mengganggu?
Baca Juga: Kebiasaan Menyikat Gigi Sejak Dini: Kunci Kesehatan Mulut dan Kepercayaan Diri Anak
Penyebab Retaknya Dinding Semen
Retaknya dinding semen setelah diplester bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut ini adalah beberapa penyebab utamanya:
1. Kualitas Material yang Buruk
Kualitas bahan material yang digunakan untuk plesteran sangat berpengaruh terhadap hasil akhirnya. Penggunaan semen, pasir, atau air yang tidak sesuai standar dapat menyebabkan dinding cepat retak. Campuran yang tidak tepat, misalnya terlalu banyak air atau pasir yang tidak bersih, dapat mengurangi kekuatan plesteran.
2. Proses Pengaplikasian yang Tidak Tepat
Proses pengaplikasian plester yang tidak sesuai prosedur juga menjadi salah satu penyebab retaknya dinding. Penerapan plester yang terlalu tebal atau terlalu tipis bisa menyebabkan tekanan yang tidak merata pada dinding, sehingga rentan retak. Selain itu, kurangnya waktu pengeringan yang cukup antara lapisan plester juga dapat menyebabkan masalah ini.
3. Pergerakan Struktur Bangunan
Pergerakan alami dari struktur bangunan, seperti pondasi yang tidak stabil atau adanya getaran dari aktivitas di sekitar bangunan, bisa menyebabkan plesteran retak. Pergerakan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan suhu, kelembaban, dan tekanan tanah.