Laporan UNESCO: 70 Persen Jurnalis Lingkungan Mendapat Serangan

- 4 Mei 2024, 17:38 WIB
Seorang jurnalis foto sedang berada di sebuah lokasi banjir
Seorang jurnalis foto sedang berada di sebuah lokasi banjir /dok/layarberita

Layar Berita - UNESCO memperingatkan akan peningkatan kekerasan dan intimidasi terhadap jurnalis yang melaporkan tentang isu lingkungan dan iklim.  Hal ini berdasarkan laporan terbaru yang diterbitkan oleh UNESCO pada Hari Kebebasan Pers Sedunia 3 Mei. 

Setidaknya 749 jurnalis atau media berita yang meliput isu-isu lingkungan hidup mendapat serangan dalam 15 tahun terakhir, dan disinformasi online telah meningkat secara dramatis pada periode ini. 

UNESCO menyerukan dukungan yang lebih kuat bagi jurnalis lingkungan dan tata kelola platform digital yang lebih baik.

Baca Juga: Jurnalis Palestina Peliput Gaza Terima Penghargaan Kebebasan Pers Dunia Guillermo Cano 2024 Unesco

“Tanpa informasi ilmiah yang dapat diandalkan mengenai krisis lingkungan yang sedang berlangsung, kita tidak akan pernah bisa mengatasi isu ini. Namun, jurnalis yang kami andalkan untuk menyelidiki permasalahan ini dan memastikan informasi dapat diakses, justru menghadapi resiko yang sangat tinggi di seluruh dunia,” ujar Audrey Azoulay – Direktur Jenderal UNESCO.

“Disinformasi terkait iklim merajalela di media sosial. Pada Hari Kebebasan Pers Dunia, kita harus menegaskan kembali komitmen untuk membela kebebasan berekspresi dan melindungi jurnalis di seluruh Dunia,” katanya.

Dalam laporan terbaru, ‘Press and Planet in Danger’, analisis UNESCO mengungkapkan setidaknya 749 jurnalis dan media berita yang meliput isu lingkungan menjadi sasaran pembunuhan, kekerasan fisik, penahanan dan penangkapan, pelecehan online, dan tuntutan hukum pada periode 2009-2023. 

Selain itu lebih dari 300 serangan terjadi antara tahun 2019-2023, terjadi peningkatan sebesar 42% dibandingkan periode lima tahun sebelumnya (2014 – 2018).

Laporan yang diluncurkan pada Konferensi Global Hari Kebebasan Pers Sedunia 2024 di Santiago, Chili, pada tanggal 2-4 Mei 2024, menekankan bahwa permasalahan ini bersifat global, dengan serangan yang terjadi di 89 negara di seluruh Dunia.

Halaman:

Editor: Agustiar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah