- Simbol persatuan
Ketika seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia menghadap ke kiblat, secara tidak langsung umat Islam mengungkapkan bahwa kami adalah saudara yang hatinya benar-benar saling mengasihi. Semua niatnya bersatu pada satu hal, yakni ka‘bah. Walaupun tempatnya berjauhan dan berpisah di berbagai negara, namun ka‘bah menjadi tempat hatinya berkumpul.
- Ekspresi ketulusan
Menghadap kiblat bisa menjadi sebuah ekspresi umat Islam pada sebuah ketulusan atau keikhlasan. Ketika seseorang hendak menunjukkan ketulusan dalam pengabdian melalui tanda khusus, biasanya akan menentukan tempatnya. Dengan menghadap kiblat yang disertai kesigapan seluruh anggota tubuh dan hati yang tulus, bisa dikatakan seorang muslim telah memenuhi kewajiban yang diperintahkan sekaligus menunjukkan keikhlasannya.
- Bukti ketaatan
Ketika seorang muslim bergegas menghadap kiblat saat muazin mengumandangkan “hayya ‘alas shalat, hayya ‘alal falaḫ”, ini membuktikan sebuah ketaatannya pada Allah dan Rasulullah. Selain itu, Kabah (Makkah) merupakan daerah yang menjadi tempat kelahiran Rasulullah. Sebagai bentuk penghormatan, umat Islam menghadapkan wajahnya ke Kabah yang menjadi tempat paling mulia di muka bumi.
- Bukti cinta Allah pada Rasul-Nya
Menghadap kiblat mengingatkan umat Islam tentang kecintaan Allah kepada Rasulullah. Ketika Rasulullah menilai bahwa menghadap ke Ka'bah lebih baik daripada menghadap ke Baitul Maqdis, beliau menengadah ke langit untuk menunggu izin Allah, tidak lama kemudian Allah mengabulkan harapan Rasulullah tersebut. ***